UNTUK memudahkan penggunaannya, komputer dilengkapi dengan mouse. Saat
ini mouse dengan sistem kerja optik menjadi jawaban untuk memudahkan
kita saat mengarahkan kursor ke arah program yang diinginkan lewat layar
monitor. Tetapi siapa sangka, benda kecil yang mudah digenggam ini
dapat memberikan dampak kurang bagus kepada penggunanya.
Umumnya,
dampak seperti ini tidak akan mudah dirasakan. Sebab, kebanyakan
pengguna komputer merasa lebih nyaman daripada menggunakan shortcut dari
keyboard secara langsung. Ternyata kenyamanan pengoperasian mouse optik
membawa efek samping yang membahayakan pengguna.
Tiga tahun
setelah Microsoft meluncurkan mouse optik pertama, diketahui ada ribuan
kasus kelainan pada jaringan tangan pengguna akibat radiasi yang
dipancarkan benda kecil yang biasanya mengeluarkan cahaya ini. Telapak
tangan merupakan salah satu pusat ujung syaraf yang tersambung ke
seluruh tubuh.
Bisa dipahami, mengingat daya kerja mouse optik
memancarkan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi ke bagian
permukaan di bawahnya. Bahkan frekuensi yang digunakan lebih tinggi
daripada ponsel. Menurut pengamatan WHO, radiasi dari mouse lima kali
lebih tinggi daripada radiasi akibat frekuensi HP. Makin berbahaya jika
mouse optik dipegang terus-menerus oleh pengguna.
Sayangnya,
dampak tersebut hingga kini jarang dirisaukan manusia, karena efek
nyatanya baru dirasakan setelah beberapa tahun ke depan, atau seberapa
sering ia mengoperasionalkan mouse optik. Apalagi banyak anggapan bahwa
dampak itu hanya terjadi pada mouse optik berkualitas rendah dan
berharga murah.
Banyak pengguna merasa aman memakai mouse optik
berkualitas bagus, yang telah menggunakan pelindung (shield). Opini ini
sebenarnya bukan jaminan, karena belum ada penelitian khusus untuk
mengetahui akibat nyata dari pemakaian mouse jenis ini.
Tak mau
gambling dengan kesehatan akibat penggunaan muose optik yang cukup
mengkhawatirkan ini, perusahaan besar seperti Green Peace, kantor berita
CNN, dan kantor WHO sejak medio 2008 menghentikan penggunaan mouse
optik untuk seluruh kegiatan di kantornya. (Aria Furisan-32)
TransferJet, 100 Kali Lebih Cepat
TRANSFER
Bluetooth? Mungkin sudah bukan zamannya lagi. Kini tampil sebuah device
wireless bernama TransferJet yang dikembangkan oleh konsorsium berbagai
perusahaan besar pencipta kamera digital. Tergabung dalam konsorsium
ini antara lain Sony, Olympus, Canon, Kodak, Nikon, Toshiba, dan
Samsung.
TransferJet dimaksudkan untuk memudahkan pengguna ketika
akan mentransfer gambar, musik, maupun data antara device secara
wireless. Bulan lalu, Toshiba memamerkan laptop dengan standard wireless
ini di CES di Las Vegas, di mana laptop tersebut telah menggunakan
teknologi TransferJet.
Produk TransferJet punya kecepatan 100
kali lebih cepat daripada Bluetooth. Selain itu, pengguna tidak perlu
menggunakan kode atau prosedur setup atau access point untuk menggunakan
TransferJet saat mentransfer gambar.
Menurut website TransferJet
(www.transferjet.org/en/index.html), produk ini merupakan teknologi
wireless untuk transfer jarak dekat, memiliki fitur pengoperasian yang
simpel, serta koneksi yang aman dan transfer data yang efisien. Cara
kerja device ini hanya mendekatkan —menyentuhkan— antara device yang
akan ditransfer isinya dan TransferJet.
Secara otomatis, peranti
ini akan segera mentrasnfer file yang ada. Jarak transmisi TransferJet
yang sangat pendek, yakni 3 cm, bisa menekan risiko pencurian data.
Pengguna juga dapat menspesifikasi dan membatasi device siapa saja yang
bisa terkoneksi dengan TrasnferJet.
Kecepatan transmisi di layar
fisik sekitar 560 Mbps untuk data, dengan maksimum transfer sekitar 375
Mbps. Sedangkan untuk program acara TV, seperti MPEG4, kecepatan bisa
mencapai 170 Mbps.
TransferJet juga memiliki gelombang radio yang rendah, sehingga tak mengganggu sistem wireless lain.
0 komentar:
Posting Komentar